Beberapa orang temanku menyadarkanku akan satu hal, yaitu tentang "tak selamanya apa yang kita inginkan pasti terwujud". Hal ini semakin aku sadari ketika apa yang harus kualami dan harus kuhadapi ternyata tidak sejalan dengan apa yang dulu aku pikirkan. Yah, begitulah fenomena di dunia yang mirip dengan panggung sandiwara.
Dulu, aku selalu berprinsip anti kesibukan plus anti hal-hal yang ribet dan merepotkan. Tapi kenyataan yang ada justru kewajiban yang ada lebih banyak dari waktu yang tersedia. Alhasil, aku jadi manusia super sibuk yang sering diprotes teman-temanku karena untuk mem-bocking-ku atau berurusan denganku, soal apapun, harus punya janji seminggu sebelumnya, ga bisa mendadak. Bahkan tak jarang aku dikatakan sibuk banget sampai-sampai ga ada waktu buat mereka.
Zhiiinggg!! Jelas saja aku shock mendengarnya. Gimana tidak, keinginanku untuk terhindar dari kata sibuk justru malah menjadi kenyataan yang harus kujalani. Bahkan hal-hal yang kujalani ternyata tak jauh dari kata ribet dan merepotkan, for example, jadi sekretaris, sering direpotin teman (buat teman2ku yang sengaja atau ga sengaja baca, bukan berarti aku nggak senang direpotin kalian :-D), etc.... Tapi yang lebih anehnya kegiatan-kegiatan yang kulakukan itu -yang kata orang membuatku super sibuk- justru membuatku enjoy dan bisa mengembangkan diriku, bahkan kegiatan itu mendukung planning ke depanku banget (baca: bermanfaat banget). Yah..mungkin itu kali yaa yang namanya sebuah anugerah dari Tuhan yang sangat aku butuhkan, sekalipun tidak pernah sebersit pun aku pikirkan atau mungkin aku inginkan.
Dari sepenggal cerita ini, paling nggak aku tahu bahwa tak selamanya inginku akan sesuai dengan ingin-Nya. Dan ternyata ingin-Nya seringkali justru menjadi jalan mencapai apa yang aku butuhkan.. (bahkan seringkali aku merasa inginNya menjadi skenario terbaik bagi hidupku).
Terus apakah ketika apa yang kita inginkan pernah tidak terwujud kita tidak boleh kecewa? Kalau menurutku ya, bukan begitu juga... Kecewa boleh aja sih...aku juga pernah kok (namanya juga manusia), tapi (kata salah satu sahabat terbaikku) biarkan tangisan mengobati kekecewaan kita, tapi bukan kecewa padaNya, tapi kecewa pada diri kita sendiri karena tak mampu menerima kenyataan. Segala kemungkinan bisa saja terjadi bahkan untuk segala hal yang telah terencana. So, tugas kita ya... berusaha menjadikan apa yang hadir dalam diri kita menjadi yang terbaik, dan selalu S.E.M.A.N.G.A.T ^-^
***Bila waktuku telah sampai di penghujung***
**cobalah kau tatap fajar yang menghapus embun pagi**
*Bukan karna keangkuhannya, tapi karna seutas takdir tak bertaut di keduanya*